MANUFACTURING HOLLOW GLASS SPHERE (HGS) IN LABORATORY SCALE
Aditif fluida pemboran hollow glass sphere (HGS) untuk operasi pemboran underbalanced telah berhasil dikembangkan banyak perusahaan seperti 3M, Ceno technologies, Sinosteel, dan lainnya, yang telah teruji berhasil digunakan di banyak lapangan minyak tua di dunia. HGS, atau dikenal juga dengan nama glass bubble, atau low density agent (LDA) digunakan untuk mengurangi densitas fluida pemboran agar lebih rendah daripada densitas fluida pemboran konvensional dan menjaga kompresibilitas fluida pemboran. Berdasarkan hasil uji lapangan, HGS bisa dioperasikan dengan fluida pemboran dan peralatan pemboran konvensional. Keuntungan menggunakan HGS adalah meningkatkan laju penetrasi pemboran, mengeliminasi risiko kehilangan sirkulasi fluida pemboran (loss circulation), dan mengurangi risiko kerusakan formasi (formation damage). Jika dibandingkan dengan pemboran aerasi atau pemboran dengan fluida udara/gas, penggunaan HGS dapat mengeliminasi penggunaan peralatan kompresor sehingga mengurangi biaya pemboran. Selain itu, penggunaan HGS juga tidak berpengaruh negatif terhadap peralatan Logging While Drilling/Measurement While Drilling (LWD/MWD).
HGS tidak banyak merubah karakteristik kimiawi dari fluida pemboran sehingga dapat meningkatkan performa fluida pemboran tanpa memberikan efek negatif terhadap formasi batuan. Dr.-Ing. Bonar Marbun bersama Yayasan Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB) bekerja sama dengan Pertamina Upstream Technology Center (UTC) berhasil melakukan penelitian manufaktur HGS pada tahun 2011-2012. Saat ini, Pertamina EP, Pertamina PHE, dan Pertamina Hulu Indonesia banyak mengoperasikan lapangan-lapangan tua di Indonesia. Untuk meningkatkan produksi, salah satu cara yang dilakukan adalah melakukan pemboran sumur baru atau lama untuk produksi. Namun, metode pemboran konvensional dengan densitas fluida pemboran normal (sekitar 8,4 ppg) memiliki risiko merusak formasi dikarenakan tekanan formasi yang lebih rendah daripada tekanan fluida pemboran. Untuk itu, diperlukan fluida pemboran dengan densitas rendah agar fluida pemboran tidak merusak formasi dan tidak terjadi kehilangan sirkulasi. HGS adalah solusi optimum yang dapat digunakan untuk mengurangi densitas fluida pemboran, tidak merusak formasi, dan pada akhirnya akan meningkatkan laju produksi. Akan tetapi, harga HGS komersial saat ini tidak ekonomis yaitu sekitar US$ 2000/sak (1 sak = 25 kg). Hal ini menjadi latar belakang dari penelitian yang dilakukan oleh Dr.-Ing. Bonar Marbun, Program Studi Teknik Perminyakan, Institut Teknologi Bandung, Batara Pande Silalahi, ST., dan tim dengan dukungan dari Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung (LPiK ITB) (Nomor Kontrak: 767o/I1.B04.2/SPP/2019) untuk mengembangkan dan mengoptimasikan manufaktur HGS yang sudah dimulai dengan Pertamina Upstream Technology Center (UTC) pada tahun 2012 lalu. HGS yang dibuat dalam skala laboratorium pada penelitian ini mempunyai kualitas yang lebih baik dan hanya berharga sekitar US$ 300/sak. Selanjutnya, penelitian akan fokus kepada manufaktur dalam skala pabrikan.
Kata kunci: Hollow glass microsphere (HGS), kehilangan sirkulasi, pengurangan densitas, fluida pemboran